KU SISIHKAN HARTA UNTUK MAKTABAH RUMAHKU ...


Al-Hāfizh Ibnu Hajar bercerita tentang maktabah Imam Ibnul Qayyim rahimahumallah, kata beliau,

وكان مغرى بجمع الكتب فحصل منها ما لا يُحصى حتى كان أولاده يبيعون منها بعد موته دهراً طويلاً سوى ما اصطفوه منها لأنفسهم.

"Dahulu beliau -Imam Ibnul Qayyim- sangat terobsesi dalam mengumpulkan kitab-kitab.

Sampai beliau berhasil mengumpulkan kitab-kitab yang sangat banyak hingga tidak terhitung.

Bahkan setelah wafatnya, anak-anak beliau menjuali sebagian kitab-kitabnya hingga waktu yang sangat panjang, dari selain kitab-kitab yang mereka pilih untuk diri mereka sendiri."

[Ad-Durar al-Kāminah Fī A'yāni al-Miah ats-Tsāminah : 3/402]

========

Al-Hāfizh Abū Bakr Ahmad al-Khathīb al-Baghdādi rahimahullah bercerita tentang berharganya kitab-kitab di sisi para ulama salaf, yang tersimpulkan dengan beberapa poin berikut,

1️⃣ Nilai Sebuah Kitab.

Kata beliau,

باع آخر كتابا ظن أنه لا يحتاج إليه، ثم إنه احتاج إلي كلمة منه، فقصد صاحبه و سأله أن يكتب تلك الكلمة فقال: و الله ما تكتبها إلا بثمن الكتاب كله. فرد عليه ثمن الكتاب و كتب تلك الكلمة.

"Salah seorang dari mereka menjual sebuah kitab, dan ia menyangka sudah tidak butuh terhadap kitabnya.

Ternyata suatu saat dia butuh terhadap (faidah) kalimat yang berada di dalam kitab tersebut.

Pergilah dia menemui temannya dan bertanya perihal kitab itu guna menulis (faidah) kalimat yang ada di dalamnya.

Lantas temannya berkata,

"Demi Allah ! tidaklah kamu menulis kalimat itu, kecuali harus membayar seharga kitab tersebut secara penuh".

Lalu ia pun membayar harga kitabnya, dan mulai menulis (faidah) kalimat padanya."

2️⃣ Kebutuhan terhadap kitab bisa datang sewaktu-waktu.

Kata beliau,

و قيل لآخر : ألا تبيع من كتبك التي لا تحتاج إليها ؟ فقال : إن لم أحتج إليها اليوم احتجت إليها بعد اليوم.

"Dikatan kepada salah seorang (dari mereka), 

"Tidakkah kamu ini menjual kitab-kitabmu yang tidak kamu butuhkan ?"

Lalu dijawab,

"(Kenapa harus dijual), Jika hari ini aku tidak butuh kepada kitab-kitab itu, niscaya aku akan butuh pada hari-hari lain."

3️⃣ Bukan Alasan, Tidak Beli Kitab Karena Belum Faham.

Kata beliau,

و اشترى رجل كتابا، فقيل له : اشتريت  ما ليس من علمك ؟ فقال: اشتريت ما ليس من علمي ليصير من علمي.

"Salah seorang membeli sebuah kitab, maka dikatakan kepadanya,

"(Kenapa) Kamu beli kitab, apa yang belum kamu ilmui !?"

Lalu dijawab,

"Aku membeli kitab yang belum aku ilmui, supaya nantinya aku bisa berilmu tentangnya."

Dan kata beliau -al-Khathīb-,

و قيل لآخر : ألا تشتري كتبا تكون عندك؟ فقال: ما يمنعني من ذلك إلا أنني لا أعلم، فقيل : إنما يشتريها من لا يعلم حتى يعلم.

"Dikatakan kepada salah seorang, 

"Tidakkah kamu ini beli kitab-kitab agar menjadi (perbendaharaan maktbah) di sisimu ??"

Kemudian dia mengatakan,

"Tidak ada yang menghalangiku untuk membeli kitab-kitab kecuali karena aku belum berilmu."

Lantas dijawab,

"Hanyalah yang membeli kitab-kitab tersebut adalah orang-orang yang tidak berilmu sampai akhirnya dia-pun menjadi berilmu."

4️⃣ Keberadaan Kitab Sebagai Obat Hati.

Kata beliau,

و مما يعزى إلى السري بن أحمد الكندي:

ولا تخدعن عن العلوم فإنها...

سرج يزيد على الزمان ضياؤها.

تنسى القرون فلا يشيد بذكرها...

أحد و يذكر دائما علماؤها.

فاحرص على جمع العلوم فإنها...

ري القلوب من الصدى و شفائها.

"Dan dari apa yang dinisbatkan kepada as-Sari Bin Ahmad al-Kindi,

"Jangan sekali-kali kamu  tersembunyi dari macam-macam disipin ilmu; Karena...Dia adalah lentera yang akan menambah terangnya zaman...

Zaman-zaman berlalu terlupakan, tidak disanjung penyebutannya...oleh seorangpun dan akan terus disebut para 'ulamanya...

Maka semangatlah dalam mengumpulkan ilmu-ilmu;  karena dia...penyegar  dan penawar hati-hati dari dahaga..."

[Taqyīdul 'ilmi : 177-178, cet. Dar al-Istiqamah Kairo]

Sumber : @ahlussunnahmalang